GAMBAR SLIDESHOW

23 Juli 2011

MEMORY DI PULAU SELIMPAI



Bicara tentang remaja tentu tidak lepas hari hal-hal yang berbau kesenangan, bersenang-senang dalam hal apa saja misalnya bersenang-senang untuk pergi liburan untuk menghilangkan stres yang selalu bergelinang di kepala.
Sewaktu masa-masa SMK dahulu selepas menempuh Ujian Nasional tahun 2007 silam, aku dan teman-teman berencana untuk pergi camping ke Pulau Selimpai yang teletak di kecamatan Paloh. Alasan kami memilih tempat ini karena Pulau Selimpai merupakan salah satu objek wisata yang menawan yang di kenal masyarakat Kal-Bar pada umumnya dan masyarakat Sambas pada khususnya, karena pulau ini mempunyai banyak pohon cemara dengan suasana sangat teduh sehingga cocok untuk camping, selain itu pulau ini mempunyai pantai yang indah serta di pulau ini juga merupakan suaka marga satwa untuk jenis binatang penyu.
Lalu setelah rencana di sepakati, kami pun mulai menyiapkan segala sesuatu untuk di bawa, setelah semuanya beres, kami pun mulai berangkat menggunakan sepeda motor, kami pergi hanya 10 orang baik cewek maupun cowok.Untuk pergi ke Pulau Selimpai, bisa melewati Dusun Jeruju, Setingga’ dan Merebau. Kami memilih Dusun Jeruju, Perjalanan kami sangat jauh menghabiskan sekitar dua setengah jam untuk nyampai ke Dusun Jeruju. Sesampainya disana kami pun menitipkan motor di rumah teman saya ini.
Untuk menuju kepulau Selimpai kami menggunakan jasa perahu motor milik nelayan setempat, kami pun diantarnya menggunakan jasa perahu motornya. Sekitar -+ 25 menit perjalanan akhirnya sampailah kami ke pulau itu, walaupun deg-degan juga karena perahunya agak kecil ditambah lagi ada sedikit ombak, tapi syukur Alhamdulillah sampainya selamat.
Sesampainya di sana kami langsung mencari lokasi dan menemui penghuni yang ada di pulau ini, Pulau Selimpai ini hanya di huni oleh warga yang menjaga tempat penakaran penyu yaitu sekitar 4 orang, karena Pulau Selimpai ini merupakan tempat penakaran penyu untuk di lindungi agar tidak punah. Jadi pulau ini di jaga agar tidak ada manusia yang mengganggu penyu-penyu yang ada disini.
Setelah kami berjalan-jalan mencari lokasi, akhirnya dapatlah tempat yang sesuai. Kami langsung mendirikan tenda, karena kebetulan juga kami datang sudah sore jam sudah menunjukkan pukul setengah lima. Setelah selesai mendirikan tenda dan setelah semuanya beres, kami pun berjalan-jalan menikmati keindahan pantai dan tak terasa matahari pun sudah mau mulai tenggelam, kami tidak menyia-nyiakan moment indah ini, dengan melihat langsung matahari terbenam, terasa sangat senang hati ini melihat segala keindahan di sekeliling pulau ini.
Lalu ketika malam mulai gelap, dengan hembusan angin sepoi-sepoi, dan hamburan bintang yang berterbaran dilangit menambah damai suasana. Kala itu juga aku dan temanku, yaitu kami 2 orang ingin pergi mandi ke sumur milik warga yang mendiami pulau ini, lokasinya agak jauh dari tenda kami. Ketika tengah asyik-asyiknya mandi lalu terdengar suara gerombolan riuh….???!!! kami pun agak sedikit terkejut, selidik punya selidik oh itu ternyata suara sapi milik warga yang mendekati kami mandi, karena di pulau ini sapi tidak dikandangkan dan dibiarkan lepas bebas. Eh ternyata sapi itu ingin mengejar teman saya, karena kebetulan teman saya mandi nggak pakai baju dan nggak pakai C***** (ooooopssss di sensor )................ ( gue engkap lho???? )
Oke kita lanjut ceritanya coy…………………………………………
Teman saya pun ketakutan, saking takutnya ia bahkan kecebur ke dalam sumur, “usah padahkan ii dengan biak-biak ?!!” kata temanku, “aok di be tannang jak lah !!!” jawabku sambil menahan tawa. Selesai mandi kami pun langsung pulang ke tenda, dan langsung makan makanan yang kami bawa seperti mie instant,snack,kacang, dan lain sebagainya.
Kemudian malam itu kami berjalan di tepi pantai sambil melihat, bintang-bintang yang bertebaran di langit, dengan hembusan angin malam, di samping itu kami juga melihat penyu naik ke tebing untuk bertelur, mudah untuk menemukan penyu yang naik ke darat untuk bertelur, yaitu dengan cara melihat bekas telapak kakinya yang masih kelihatan baru, berarti penyu itu baru saja naik ke darat sehingga untuk menemukannya tinggal selusur saja jejak kakinya. Akan tetapi dilarang untuk mengggangu penyu yang sedang bertelur dan mengambil telurnya, karena binatang ini salah jenis binatang yang di lindungi.
Setelah puas mengitari pantai pada malam-malam, tak terasa juga jam sudah menunjukkan jam sembilan terlampaui empat puluh menit, lalu kami putuskan untuk kembali ke tenda. Sesampainya di tenda, perut terasa pingin di isi lagi, lalu kami pun mengeluarkan perbekalan, menghidupkan api dan membuat tungku untuk memasak kacang hijau untuk di jadikan bubur. Selang beberapa menit akhirnya masak juga kacang yang kami rebus. Kami pun makan dengan sangat lahap di sertai dengan canda tawa cerita ini cerita itu, lalu akhirnya tidak terasa waktu sudah tepat menunjukkan jam 11 malam, kamipun putuskan untuk tidur karena badan juga udah terasa capek. Ketika mau tidur ketika sudah menarik selimut terdengar suara “puuut” , ternyata salah satu temanku ada yang kentut, “nyakkek beparrang ke oi ?????” ucapku. Kemudian teman-teman yang lain juga banyak yang kentut “puuuuuutt…..puuuuuutt…..puuuutttt”, ternyata penyebab kentut itu kami terlalu banyak makan kacang hijau. “ha…..ha…..ha….” kami cuma tertawa. Dan lama kelamaan akhirnya terlelaplah kami dalam pekatnya malam, tertidur pulas mengarungi samudra berlayar ke pulau kapuk.
Terdengar suara kicau burung saling sahut bersahutan di atas pepohonan, lalu aku pun membuka mata, ternyata hari sudah pagi “woi bangun-bangun” ucapku, lalu temanku pun terbangun sambil menggosok mata “ssstttttt… ade kau danggar ke?” kata temanku, “dengar ape be….?” Jawabku sambil mencari-cari sumber bunyi “puuuuutttt” terdengar suara, “ha…ha…ha…kannak kau ku kerajekan” ujar temanku. Kemudian kami pun beranjak dari tempat tidur dan langsung joging di tepian pantai hingga ke ujung pulau selimpai, kemudian mandi sambil berenang-renang di tepian pantai. Pantainya cukup landai dan aman asalkan jangan sampai terlalu ke tengah.
Setelah puas berenang-renang kami pun kembali lagi ke tenda, dan berbilas ke sumur yang berada di tebing, lalu setelah selesai kami pun langsung melihat-lihat tempat penakaran penyu bertanya tentang seluk beluk Pulau Selimpai. Di tempat penakaran penyu ini kami menemui penjaganya, kami melihat cara penetasan telur penyu dan ternyata setelah telur penyu itu menetas, anak-anak penyu tersebut di pindahkan ke tempat bak khusus, sehinggalah anak-anak penyu itu tumbuh dewasa. Ternyata penyu-penyu ini lebih dari satu jenis, misalnya ada yang bernama penyu lekang, belimbing, dan lain sebagainya.
Lalu setelah merasa puas melihat tempat penakaran penyu ini, kami pun putuskan untuk kembali lagi ke tenda untuk mengambil pancingan yang telah kami bawa dari rumah. Kami pun berjalan-jalan mencari lokasi untuk memancing, setelah mencari lokasi yang tepat akhirnya kami pun memancing di dermaga. Selang beberapa menit setelah pancing dilepaskan, terasa ada yang bergerak-gerak di pancing saya, saya langsung tarik ke tebing dan akhirnya dapat juga 1 ekor ikan. Setelah menit berganti menit, dan waktu juga sudah menunjukkan pukul sepuluh terlewati tiga puluh menit, kami pun kembali lagi ke tenda dengan membawa hasil pancingan, ya lumayanlah hasil tangkapan kami kira-kira 12 ekor. Kami langsung membuat api untuk membakar ikan hasil tangkapan kami tadi, setelah masak kami pun makan bersama-sama, memang enak rasanya.
Tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 1 siang, lelah pun mulai terasa setelah banyak beraktifitas, jadi kami pun beristirahat sejenak sambil melihat ke sekeliling pulau itu yang disana banyak pohon cemara, dengan pantai yang indah dan masih alami, melihat ombak yang berkejar-kejaran dan angin yang bertiup sepoi-sepoi seakan membuat hilang rasa penat dan membuat fikiran tenang dan hati senang.
Di tengah asyik-asyiknya melihat keindahan alam, tertengarlah suara perahu motor milik nelayan mendekati tempat kami, ternyata ingin menjemput kami pulang, karena sebelumnya kami sudah berjanji akan minta jemput sore hari. “Ei kitte dah kannak singgahek yo !.... kitte ngamassek barang-barang kitte dah !” ucapku. Walaupun hati sebenarnya masih kurang puas, terasa ingin lebih lama di pulau ini, tapi sudah di jemput mau di apakan lagi.
Kemudian kami pun bersama-sama membereskan barang-barang kami, membongkar tenda dan segala sesuatunya lalu memuatkannya ke dalam perahu. Setelah cukup sekian lama akhirnya semuanya sudah beres. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 2.30 sore, kami pun pulang dengan menyimpan berbagai kenangan mengagumi akan ciptaan tuhan, dan Alhamdulillah perjalanan pulang selamat sampai tujuan.



Berikut ini gambar-gambar menarik di Pulau Selimpai :



Menuju Dermaga





Dermaga Pulau Selimpai






Pemandangan di sebelah belakang pulau selimpai








pemandangan dari depan pulau selimpai








memancing ikan di dermaga


Comments :

0 komentar to “MEMORY DI PULAU SELIMPAI”

Posting Komentar